[You must be registered and logged in to see this image.]
Didesa Tangkit Baru pada tahun 2000 kebawah tradisi makkaremo masih rutin dilakukan setiap tahunnya, apabila musim kemarau tiba masyarakat desa tangkit baru berbondong-bondong mencari ikan disebuah lubuk, berbekal parang panjang dan karung yang tak lupa membawa nasi bungkus dari rumah, namun banyak juga yang membawa bekal makanan hanya nasi dan garam karna pada saat istirahat hasil tangkapan dibakar dan dikasih garam untuk lauknya. perubahan waktu dan jaman modrn ini tradisi makkaremo sudah jarang terlihat meskipun tidak hilang.
Pencarian ikan ini juga mempunyai tempat-tempat ideal yang mana setiap tahunnya masarakat selalu mengunjunginya dan memberikan nama-nama khusus diantaranya di parit 10 nama nya lubuk terung tapi lubuk itu di gemari warga sungai terap, parit 9 masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan Lubuk Abbisang Jala, parit 8 lubuk biawang, parit 7 disebut Sebrang, parit 6 disebut dengan Sungai Jernih dan tempat-tampat ikan yang lokasinya kecil disebut dengan Longkang.
Adapun nama-nama ikan yang di dapat diantaranya
1. Bale Bolong (ikan gabus)
2. Bale Tomang (ikan toman)
3. Bale buju' (???)
4. Bale serandang ( ??? ) sudah punah <---<< ikan ini unik bila desentuh dia pura-pura mati
5. Bale ceppe' (ikan Betok)
6. Bale jangkok ( ikan sepat)
7. Bale biawang (tembakang)
8. Oseng (ikan betok besar)
9. Bale aga firolah (fusa) hehe
Namun di antara sekian banyaknya lubuk, di Desa Tangkit Baru mempunyai sebuah empang yang cukup besar, masyarakat Desa Tangkit Baru menyebutnya dengan FANGEMPANG LOPPO'E, empang ini kepunyaan Syekh Muhammad Said (Puang Muhammad) yang digali secara gotong royong oleh masyarakat Desa Tangkit Baru tempo dulu. meskipun disebut empang, empang ini tidak diberi bibit, hanya saja setiap tahunnya rutin di bersihkan dan di ambil ikannya, dikarenakan setiap tahunnya empang ini tenggelam.
Hasil tangkapan di desa Tangkit Baru :
[You must be registered and logged in to see this image.]
Didesa Tangkit Baru pada tahun 2000 kebawah tradisi makkaremo masih rutin dilakukan setiap tahunnya, apabila musim kemarau tiba masyarakat desa tangkit baru berbondong-bondong mencari ikan disebuah lubuk, berbekal parang panjang dan karung yang tak lupa membawa nasi bungkus dari rumah, namun banyak juga yang membawa bekal makanan hanya nasi dan garam karna pada saat istirahat hasil tangkapan dibakar dan dikasih garam untuk lauknya. perubahan waktu dan jaman modrn ini tradisi makkaremo sudah jarang terlihat meskipun tidak hilang.
Pencarian ikan ini juga mempunyai tempat-tempat ideal yang mana setiap tahunnya masarakat selalu mengunjunginya dan memberikan nama-nama khusus diantaranya di parit 10 nama nya lubuk terung tapi lubuk itu di gemari warga sungai terap, parit 9 masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan Lubuk Abbisang Jala, parit 8 lubuk biawang, parit 7 disebut Sebrang, parit 6 disebut dengan Sungai Jernih dan tempat-tampat ikan yang lokasinya kecil disebut dengan Longkang.
Adapun nama-nama ikan yang di dapat diantaranya
1. Bale Bolong (ikan gabus)
2. Bale Tomang (ikan toman)
3. Bale buju' (???)
4. Bale serandang ( ??? ) sudah punah <---<< ikan ini unik bila desentuh dia pura-pura mati
5. Bale ceppe' (ikan Betok)
6. Bale jangkok ( ikan sepat)
7. Bale biawang (tembakang)
8. Oseng (ikan betok besar)
9. Bale aga firolah (fusa) hehe
Namun di antara sekian banyaknya lubuk, di Desa Tangkit Baru mempunyai sebuah empang yang cukup besar, masyarakat Desa Tangkit Baru menyebutnya dengan FANGEMPANG LOPPO'E, empang ini kepunyaan Syekh Muhammad Said (Puang Muhammad) yang digali secara gotong royong oleh masyarakat Desa Tangkit Baru tempo dulu. meskipun disebut empang, empang ini tidak diberi bibit, hanya saja setiap tahunnya rutin di bersihkan dan di ambil ikannya, dikarenakan setiap tahunnya empang ini tenggelam.
Hasil tangkapan di desa Tangkit Baru :
[You must be registered and logged in to see this image.]